Sabtu, 09 Juni 2012

Hati-hati Dengan Ekspresimu!


Ekspresi wajah menunjukkan sikap kita terhadap sesuatu, juga apa yang kita rasakan. Orang menilai sikap kita juga dari ekspresi wajah dan tubuh. Ekspresi yang dimunculkan pada saat yang tidak tepat bisa membuat orang lain salah mengartikan sikap kita atau bahkan tersinggung.

Saya pernah mengalami masalah dengan salah satu dosen saya berkaitan dengan ekspresi. Ketika Pak Dosen sedang menegur saya karena keliru melakukan sesuatu, saya kemudian tersenyum nyengir. Pak Dosen rupanya tidak terima dengan ekspresi saya, dikiranya saya tidak mendengarkan beliau dengan serius.Mungkin Pak Dosen itu merasa seperti Angry Bird, lalu saya jadi babi yang ngetawain dia kali yaa?

Padahal saya tidak bermaksud untuk melecehkan beliau. It's simply because saya adalah tipe orang yang tidak mau terlalu dibebani dengan rasa bersalah atau dongkol karena dikritik. Saya menganggap, kesalahan yang sudah berlalu ya sudah, jangan terlalu dipikirkan. Yang penting kesalahan itu jangan diulangi lagi. Selain itu senyuman saya itu juga berarti saya menerima kritikan apa saja yang diberikan orang, saya menerimanya dengan senang hati.

Sampai sekarang saya agak 'panas dingin' kalau ketemu dengan dosen saya yang itu. Walaupun setelah kejadian itu kami mencoba membicarakan masalah itu 'dengan kepala dingin', maksudnya walaupun hati masih panas tetapi coba 'didinginkan' untuk men-clear-kan maksud dari 'senyuman' saya, Pak Dosen juga akhirnya jadi canggung untuk menyapa saya.

Pesan moralnya: jangan coba-coba nyengir kalau dikritik orang, karena bisa disalahartikan sebagai melecehkan.