Jumat, 30 November 2012

My Battle Against Anxiety

   I have anxiety problem. I always feel anxious everytime I wan to do something. I feel all bad things gonna happen. All my effort are going to failure.

   This anxiety cause psychosomatic problem to my body. I start have problem in my liver. I got itch on my skin. While consulting to doctor, he said that it was caused by anxiety.
  Then I went to psycholog to help me solve the problem. She ask me when I start feeling anxious. Since when. How is my childhood circumstances. How is my nowadays.
   She found that my life is full with strain. My parents always push me to keep everythings right, to do everything perfectly, no fault at all. They always push me study hard to enter the best school. They push me to remember all the answer of their question for History subject. They told me to answer Math correctly. Even my father scold me when I fall from bicycle (what's wrong with fall from bicycle? It only hurt you for a second!). These process make me succeed to finish my education in the best school but the same time make me sick!
  Simply my parents push me to do everything perfect. If I got fail, they always remind me of these failure. It fill my heads with failure and mistake.
   So the psycholog ask me to fight against negative thinking. She ask me to write down my feelings every time I feel anxious. First, I wrote the circumstances and what I feel at the moment. Second, I wrote about the things make me feel anxious. I wrote how many percent is my anxiety. Then, she told me to write down the things that didn't support my feeling. The thing that make me feel I shouldn't be anxious at all. I was surprised that they are soooo much things that make me feel free from anxiety! I've made many achievement. I got the best score for National Exam while I'm in Elementary School! I've succeed to enter the best school in town. Instead thinking of my failure, I'd better think about my achievement than my failure and mistakes.
  Until this writing being published, I still fight against it-is-useless-to-do-because-you-will-fail feeling. But at least I don't feel anxious anymore.

Mango Tweed Jacket for Party

One day my friend invite me to attend her wedding party. I only have 2 dresses actually since I am a tomboyish girl and I feel bored to wear one of those dresses. So o decided to wear my Mango tweed jacket with wide leg pants and voila! Ready to rock the party!
I bought this jacket 1 day before. While buying this, I didn't imagine to wear it to the party at all! Actually I bought it because it's fabric looks like Chanel coat I've seen in Singapore worth 6000 SG$. This jacket is far much cheaper though!

Sabtu, 24 November 2012

Apakah Hamas Menang?

    Tulisan ini berawal dari "eker-ekeran" (bahasa Surabaya: perang mulut) antara saya dengan teman saya yang keukeuh bahwa perang Palestina-Israel kali ini dimenangi oleh Israel. Alasan dia adalah keberhasilan Israel untuk membunuh tokoh-tokoh sentral Hamas seperti Ahmed Jabari, Habs Hassan Us Msamch, Ahmed Abu Jalal, dan tokoh-tokoh lainnya. Sementara itu selain di pihak Palestina memakan lebih banyak korban, Hamas juga gagal untuk mencapai target tokoh Israel tertentu.
   Namun bagi saya Hamas tahun ini jauh lebih kuat daripada tahun-tahun yang lalu. Saya anggap Hamas kali ini menang karena pertama, roket Fajr-5 milik Hamas untuk pertama kalinya berhasil mencapai Tel Aviv dan Yerusalem. Untuk pertama kalinya sejak Perang Teluk 1991, alarm peringatan serangan udara di Tel Aviv berbunyi.
“But Islamic Jihad, another militant Palestinian faction, said on Thursday that it had launched a Fajr-5 at Tel Aviv, triggering the city's first air raid alert since it was hit by Iraqi Scuds during the 1991 Gulf war.” (http://www.guardian.co.uk/world/2012/nov/16/fajr5-missile-gaza-israel-iran). Ini membuktikan kemampuan perang Hamas melawan Israel yang bersenjata lengkap. 
    Kedua, tujuan serangan Israel ke Gaza sebagaimana dilansir dalam website IDF adalah untuk menghancurkan organisasi Hamas dan untuk melindungi rakyat Israel. Dalam blog IDF disebutkan bahwa 
"On November 14, in response to incessant rocket attacks from the Gaza Strip, the IDF launched a widespread campaign against terror targets in Gaza. The operation, called Pillar of Defense, had two main goals: cripple terror organizations in the Gaza Strip and defend Israelis living under fire." (http://www.idfblog.com/2012/11/22/operation-pillar-of-defense-summary-of-events)

Kenyataannya, kedua tujuan itu juga tidak tercapai meskipun Israel berhasil membunuh sejumlah tokoh Hamas. Tokoh-tokoh Hamas yang terbunuh hanya akan digantikan oleh orang lainnya sebagaimana peribahasa "patah satu tumbuh seribu"
    Ketiga, beberapa isi dari hasil perundingan damai adalah Israel harus membuka penyebarangan dan mempermudah pergerakan orang dan barang, tidak membatasi pergerakan warga dan berurusan dengan prosedur pelaksanaan selama 24 jam. Padahal sejak tahun 2007 semua perbatasan Jalur Gaza dari Israel diblokade. Bahkan bantuan kemanusiaanpun tidak bisa masuk kesana. (http://www.voa-islam.com/news/world-world/2012/11/22/21882/isi-teks-kesepakan-gencatan-senjata-hamas-zionis-israel/). Keberhasilan Hamas di meja perundingan membuktikan posisi tawar Hamas yang lebih kuat sehingga dapat memaksakan klausul untuk membuka segala macam perbatasan di jalur Gaza dan mengizinkan pergerakan orang dan barang. 
    Adapun yang menyatakan kemenangan Hamas bukan hanya Hamas saja, tetapi juga rakyat Israel dan Knesset (Parlemen Israel) (lihat http://www.voa-islam.com/news/world-world/2012/11/22/21897/knesset-sebut-militer-israel-anjing-paranoid/). Bahkan dalam negeri Israel sendiri akan diadakan komite yang akan membahas kegagalan operasi militer Israel dalam Pillar Operation yang berlangsung 8 hari ini. 
    Kemenangan Hamas bukan hanya dalam pertempuran fisik dan diplomasi saja tetapi juga dalam perang media. Pemberitaan media-media Barat selama ini lebih banyak berpihak kepada Israel dengan lebih banyak memberitakan korban dari pihak Israel. Tetapi kali ini The Washington Post yang biasanya lebih "Israel" memasang foto seorang Ayah di Gaza yang sedang menggendong anaknya yang meninggal di halaman depan sebagai headline pada tanggal 15 November 2012. 
    Bukti lainnya kegagalan Israel dalam menguasai media adalah hashtag #Prayforgaza disebut 20 kali lebih banyak daripada hashtag #prayforisrael di twitter.(http://www.gilad.co.uk/writings/israel-losing-battle-of-words-on-social-media.html#entry31292214)
    Terlepas dari sejumlah fakta bahwa korban di pihak Palestina jauh lebih banyak, peperangan kali ini membuktikan bahwa Palestina berhasil menarik perhatian internasional untuk lebih "didengar". Bahwa kemerdekaan Palestina terletak pada perjuangan rakyat Palestina sendiri, bukan rekan-rekan Arabnya yang justru sibuk ribut sendiri.