Sikap seseorang dengan orang yang tidak disukainya sudah
jelas: jauhi dia, hindari kontak mata dengannya. Tetapi menghadapi seseorang
yang DAHULUNYA adalah teman baik,
maksudku sahabat, sungguh dilematis. Mau menghindar salah, mau nyapa duluan
juga takut dicuekin.
Aku terhubung dengan sebuah grup BBM yang berisi
teman-temanku. Dua dari mereka sedang ulang tahun. Teman-teman yang lain banyak
yang memberi ucapan selamat dan juga saling bertukar kado. Ada yang berceletuk,
“Wah, ada yang bakalan perang kado nih!”
Temanku yang sedang berulang tahun mendapat kado berupa
sebuah tempat pensil dan kertas ucapan selamat yang sangat personal berisi
kesan-kesan, dan harapan semoga kado manis itu menemaninya dalam menyelesaikan
skripsi.
Hal yang menyakitkan adalah ketika giliranku yang berulang
tahun, mereka hanya memberi ucapan selamat sekadarnya. Ketika kumpul
bersamapun, aku tetap diundang, tetapi
tidak diajak mengobrol sama sekali. Ada, tetapi dianggap tidak ada.
Gara-gara peristiwa itu,
menemukan foto atau apapun yang berisi ucapan selamat ulang tahun di kamar
seseorang adalah peristiwa yang traumatis untukku. Itu mengingatkanku pada
peristiwa di grup BBM itu. Pada suatu hari seorang temanku yang lain menyimpan
sebuah foto di kamar kosnya, foto berukuran 4R dengan bingkai sederhana
berlatar warna pink berisi foto-foto dari teman satu gengnya bertuliskan
“Selamat Ulang Tahun ke-20”. Sangat manis dan menyenangkan, tetapi aku tidak
mau melihat foto itu.
Sikap temanku itu juga karena salahku. Aku dahulu sombong
dan mudah marah. Tapi sekarang aku menyesali hal itu. Aku juga sudah minta maaf
kepada teman-teman aku yang pernah aku sakiti. Alhamdulilah, beberapa dari
mereka mau memaafkanku. Untuk yang belum bisa memaafkanku, aku hanya bisa
memaklumi dan berharap semoga Allah membukakan pintu hatinya. Termasuk mereka
juga yang kalau berpapasan di jalan, mereka pura-pura tidak melihatku. Padahal
aku tahu kalau mereka benar-benar melihatku.
Tidak bolehkah seseorang mempunyai masa lalu yang buruk, kemudian orang itu menyesalinya untuk kemudian memperbaikinya?
Ternyata menemukan orang-orang yang bisa menerimaku di
lingkungan yang sangat dingin dan individualis ini adalah hal yang paling
berharga, seperti mutiara di tengah kubangan lumpur. Banyak orang-orang yang
mengaku teman, tetapi cuma datang kalau butuh.Banyak orang-orang yang terlihat
manis, setelah mereka mendengar gossip buruk tentangmu, mereka menjauh padahal
itu sudah lama sekali dan kamu sudah berubah, berbeda dengan apa yang mereka
pikirkan.
Saya bersyukur sahabat baru saya menerima saya apa adanya.
Saya tidak perlu berpura-pura menjadi orang lain hanya untuk bisa diterima.
Jadi, untuk saat ini hal yang terpenting dari seorang teman adalah ‘ACCEPTANCE’
atau penerimaan. Saya tidak memasang standar macam-macam untuk kualitas seorang
sahabat selain acceptance itu.
Sebuah notifikasi grup BBM muncul di monitor. Setelah
melihatnya sejenak, kupencet tombol Blackberry Groups, Friends, Menu, Leave
Group….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar