Minggu, 01 April 2012

Aikido, KBK, dan Piano


Pertama ditanya kenapa ikutan aikido, aku bingung jawabnya. Soalnya aku sekedar browsing di internet, tempat latihan beladiri paling dekat dari rumahku ya di situ, Aikido Shudokan Indonesia di Jalan BKR No 100A. Cuma naik mobil 10 menit dah sampai. Paling kalau macet sedikit 15 menit.
Mungkin secara ‘bawah sadar’ aku terinspirasi dari film The Last Samurai waktu adegan Kapten Nathan Algrennya dengan tangan kosong bisa mengalahkan sepuluh orang musuh di hadapannya yang memakai pedang. Film lain yang juga menginspirasi adalah film-film Steven Seagall. Kelihatannya cara melumpuhkan musuhnya nyantai banget gitu. Cuma ‘krek-krek’ sedikit, lipat sana lipat sini musuhnya sudah pada terlempar ke mana-mana. Ngga pakai ribut, ngga pakai adu otot ala Sylvester Stallone. Selain itu gerakannya juga artistic secara visual alias keren bangeeeeet.
Kata ‘Shudokan’ di nama dojo Aikido Shudokan Indonesia berarti tempat untuk menempa diri menjadi pribadi yang lebih baik. Kalau begitu sekolah itu shudokan? Pondok pesantren juga shudokan?? Kata Sensei Lim Tji Yi bisa jadi shudokan juga bedanya Aikido Shudokan itu menempa orang menjadi lebih baik melalui jalan aikido. Kalau pesantren itu shudokan melalui jalan belajar agama. Berarti bisa banget nih bikin pesantren dengan nama ‘Pesantren Shudokan Indonesia’ atau ‘Al-Quran Shudokan Indonesia’. Gimana? Keren kaan?!
Di sini ngga cuma belajar beladiri aja tapi kita dituntut untuk disiplin dan selalu sigap. Kita selalu diingatkan untuk mematikan lampu ruangan kalau sudah selesai digunakan. Pas awal-awal aku mesti lupa tuh buat matiin lampu tapi sekarang jadi terbiasa. Perubahan yang paling keliatan nih kalau di rumah yang tadinya males matiin lampu sekarang jadi rajin banget.  
Selesai latihan juga ngga langsung pulang begitu saja tapi kita mesti menyapu lantai tempat latihan. Cara nyapunya juga unik dan ‘Jepang banget’. Kalau yang latihan ada 6 orang, berarti kita mesti nyiapin 6 sapu. Terus nyapunya juga ngga boleh sendiri-sendiri, tapi mesti nunggu yang lain siap terus nyapu bareng-bareng. Kita Cuma boleh nyapu satu deret matras aja, ngga boleh ‘ngambil bagian’ deretan matras tempat teman lain.




































                          Satu deret matras
Kesigapan dilatih dari gerakan-gerakan yang harus dilakukan serba cepat kayak mindahin sapu, mindahin matras, kembali pada posisi semula, atau kembali latihan setelah turun minum. Harapannya, biar kita mikir cepet juga selalu waspada.
Meskipun Sensei selalu mengawasi latihan, ngga berarti Sensei selalu mengarahkan ‘kalau begini mesti begitu’. Adakalanya kita mesti mikir gerakannya mesti gimana. Kalau keliru baru dibetulin. Misalnya ada satu gerakan yang kuda-kudanya kaki kanan di depan. Terus dibalik gimana kalau kuda-kudanya yang di depan kaki kiri. Jadi pakai ‘Kurikulum Berbasis Kompetensi’ di mana yang aktif itu siswanya sementara dosen mengarahkan. Tujuan dibalik kanan kiri supaya kita ngga terbiasa pakai kanan aja, kirinya juga mesti bisa.
Susahnya pakai pola ‘kiri-kanan’ itu berasa sama susahnya latian piano kalau pakai dua tangan. Kadang kanannya doang bisa. Kirinya doang bisa. Begitu disatuin, berantakan deh hahaha… Tapi latihan aikido sama latihan piano sama-sama bagus buat nyeimbangin otak kanan sama otak kiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar